Assalamu’alaikum Wr Wb
Doa adalah sarana komunikasi seorang insan kepada Allah sebagai Khaliq yang telah menciptakan, menjamin kehidupan, rezeki, dan juga masa depannya. Namun demikian, Allah lah yang mempunyai hak prerogatif mutlak untuk menentukan adab-adab berdoa. Termasuk juga menentukan pada momentum tempat mana sebuah doa dikabulkan Allah. Momen-momen diijabah doa di antaranya saat hujan turun, saat khatib duduk di antara dua khutbah, bahkan termasuk pada peristiwa-peristiwa tertentu Allah akan mengijabah doa seorang hamba.
Demikian halnya terkait dengan tempat. Ada tempat yang mustajab untuk seorang insan berdoa kepada Allah, seperti di Raudah Masjid Nabawi, di depan multajam antara hajar aswad dan pintu Ka’bah, bahkan termasuk di bawah talang emas di atas Ka’bah. Berdoa di tempat itu diijabah oleh Allah.
Mustajabnya doa, ada pula terkait dengan momentum dan tempat, seperti momentum wukuf di Arafah. Doa-doa yang dipanjatkan saat itu, diijabah oleh Allah. Namun, pernahkah terpikir oleh kita. Ada momentum yang tidak bergantung kepada peristiwa, tempat, waktu, melainkan semuanya Allah gabung menjadi satu. Satu bulan penuh bahkan dalam kurun satu kali dua puluh empat jam selama sebulan doa diijabah oleh Allah kapan dan di manapun seorang hamba berada.
Momentum itu adalah bulan Ramadhan. Sebulan penuh Allah membuka pintunya lebar-lebar untuk mengijabah doa seorang hamba. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 186, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya padamu tentang Ku, katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa hamba-hambaKu ketika ia berdoa kepada Ku. Maka penuhilah persyaratan-persyaratan dari Ku. Tetaplah beriman kepada Ku agar kalian senantiasa memperoleh kebenaran.”
Doa akan dikabulkan oleh Allah khususnya di bulan Ramadhan yang sarat dengan pintu-pintu pengabulan dari Allah. Berdasarkan ayat di atas, tentu dengan sebuah catatan bahwa doa yang sudah kita sampaikan kepada Allah tadi diiringi dengan perasaan yakin. Yakin bahwa Allah pasti mengabulkan doa kita. Keyakinan ini telah Allah tanamkan dalam aturan saum yakni terkait dengan niat. Bukankah saat niat berdoa ketika bulan Ramadhan tiba malam harinya kita mengucapkan doa niat puasa diakhiri dengan Lillahi ta’ala.
Bila niat ini kuat, maka Allah pun akan menghantarkan kekuatan kita melaksanakan ibadah shaum sampai sore nanti. Demikian pun doa, dengan keyakinan yang penuh Allah akan mengijabah doa kita. Tentu saja tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Doa adalah sarana komunikasi seorang insan kepada Allah sebagai Khaliq yang telah menciptakan, menjamin kehidupan, rezeki, dan juga masa depannya. Namun demikian, Allah lah yang mempunyai hak prerogatif mutlak untuk menentukan adab-adab berdoa. Termasuk juga menentukan pada momentum tempat mana sebuah doa dikabulkan Allah. Momen-momen diijabah doa di antaranya saat hujan turun, saat khatib duduk di antara dua khutbah, bahkan termasuk pada peristiwa-peristiwa tertentu Allah akan mengijabah doa seorang hamba.
Demikian halnya terkait dengan tempat. Ada tempat yang mustajab untuk seorang insan berdoa kepada Allah, seperti di Raudah Masjid Nabawi, di depan multajam antara hajar aswad dan pintu Ka’bah, bahkan termasuk di bawah talang emas di atas Ka’bah. Berdoa di tempat itu diijabah oleh Allah.
Mustajabnya doa, ada pula terkait dengan momentum dan tempat, seperti momentum wukuf di Arafah. Doa-doa yang dipanjatkan saat itu, diijabah oleh Allah. Namun, pernahkah terpikir oleh kita. Ada momentum yang tidak bergantung kepada peristiwa, tempat, waktu, melainkan semuanya Allah gabung menjadi satu. Satu bulan penuh bahkan dalam kurun satu kali dua puluh empat jam selama sebulan doa diijabah oleh Allah kapan dan di manapun seorang hamba berada.
Momentum itu adalah bulan Ramadhan. Sebulan penuh Allah membuka pintunya lebar-lebar untuk mengijabah doa seorang hamba. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 186, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya padamu tentang Ku, katakanlah sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa hamba-hambaKu ketika ia berdoa kepada Ku. Maka penuhilah persyaratan-persyaratan dari Ku. Tetaplah beriman kepada Ku agar kalian senantiasa memperoleh kebenaran.”
Doa akan dikabulkan oleh Allah khususnya di bulan Ramadhan yang sarat dengan pintu-pintu pengabulan dari Allah. Berdasarkan ayat di atas, tentu dengan sebuah catatan bahwa doa yang sudah kita sampaikan kepada Allah tadi diiringi dengan perasaan yakin. Yakin bahwa Allah pasti mengabulkan doa kita. Keyakinan ini telah Allah tanamkan dalam aturan saum yakni terkait dengan niat. Bukankah saat niat berdoa ketika bulan Ramadhan tiba malam harinya kita mengucapkan doa niat puasa diakhiri dengan Lillahi ta’ala.
Bila niat ini kuat, maka Allah pun akan menghantarkan kekuatan kita melaksanakan ibadah shaum sampai sore nanti. Demikian pun doa, dengan keyakinan yang penuh Allah akan mengijabah doa kita. Tentu saja tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/08/22137/ramadhan-bulan-doa/#ixzz232hzjdpk
0 komentar:
Posting Komentar